you’re spinning on my track, i’m losing my mind

LILI
3 min readOct 14, 2023

--

riina sebagai rania / seunghan sebagai shailendra

“Jus mangganya satu, Bu.”

Shailendra menarik kerah kemejanya dan mengipasi diri dari hawa siang hari yang terik itu. Seperti biasa, Bandrek* selalu ramai dipadati mahasiswa, bahkan yang bukan berasal dari fakultas yang sama. Segelas jus mangga manis yang dingin pikirnya akan cukup membantu fokuskan otaknya dari kelas yang akan sebentar lagi dimulai.

“Jus tomat satu, gula sama esnya dikit aja, Bu. Minuman dia saya yang bayar aja.”

Kepalanya sontak menoleh ketika menyadari sisi kirinya yang kosong kini diisi presensi seseorang. Rambut bob, lipstik warna coral peach, dan atasan off shoulder putih yang pernah ia lihat beberapa kali. Harus diakui kalau pikirannya jadi kosong total karena kehadiran mendadak gadis itu.

“Nggak perlu, Kak,” tolaknya.

Segaris senyum tersungging di wajah sang gadis. “Nggak apa-apa, gue pengen traktir.”

“Kak Rania nggak perlu bayarin minum saya.”

“Ran, panggil gue Ran aja. Everybody does, kok,” koreksinya.

Shailendra tertegun sebentar. “Iya, Kak Ran nggak perlu bayarin minum saya,” ulangnya.

It’s okay, lah. Cuma jus doang ini.” Rania kemudian memilih duduk di bangku panjang seraya mengeluarkan handphone-nya dari dalam tas.

Shailendra memilih duduk di sebelah sang gadis ketika ibu jus menyuruhnya duduk di bangku selagi ia hendak membuatkan jus pesanan mereka. Handphone-nya berada tepat dalam genggaman, tapi tak muncul setitik keinginan untuk memainkannya. Jadi, ia hanya membaca menu jus yang terpampang di hadapannya.

“Ada kelas apa nanti, Shai?” tanya Rania tanpa mengalihkan pandangnya dari layar handphone.

“Shai?” Kedua alisnya berkerut. Fokusnya tak terletak pada pertanyaan Rania, melainkan pada nama panggilan yang dirasanya sangat asing itu.

Rania mengangguk. “Emangnya itu bukan nama panggilan lo?”

“Bukan, sih, Kak.”

“Terus, lo dipanggilnya apa dong?”

“Seumur hidup ini saya selalu dipanggilnya Andra, sih.”

Tak sampai sedetik, Rania langsung menggelengkan kepala. Ekspresinya tampak tak puas. “Nope. I won’t call you that.

“Kok gitu, Kak?” tanyanya kebingungan.

“Iyalah, yang namanya Andra tuh banyak, bisa-bisa ketuker gue ntar manggilin lo pada,” keluh Ran.

“Perasaan di FISIP yang namanya Andra cuma ada 2–3 orang?” Shailendra sedikit memiringkan kepalanya.

Ran terkekeh. “Ya, lingkup lo jangan di sekitar fakultas aja, dong. Wapresma tahun kemarin aja namanya Andra. Nama bapak-bapak yang warungnya jual ayam kremes di kantin FEB juga Andra.”

Jadi, maksud Rania apa? Apa pedulinya juga kalau nama panggilannya termasuk pasaran di sini? Terkadang, Shailendra tidak mengerti apakah Rania sedang sarkas kepadanya atau memang seperti itu sang gadis biasa berbicara.

Shailendra baru saja membuka mulutnya ketika Rania tiba-tiba menoleh ke arahnya sepenuhnya; seketika buat lelaki itu kehilangan kata-kata. Posisi duduk Rania yang memunggungi arah matahari berada membuat sinar mentari seolah-olah melingkungi sekelilingnya. Dalam jarak sedekat ini, Shailendra bisa melihat fitur wajah gadis itu lebih jelas.

Dan setiap kali ia memandang Rania, ia akan selalu jatuh hanya pada satu kesimpulan.

Cantik.

Ia perlu mengambil napas saat ini jika tak ingin mati muda dengan alasan super konyol.

Besides, the name Shai would make a pretty good pun with ‘sayang’. Iya, nggak?’

Satu detik. Dua detik. Tiga detik.

Lalu, pecah tawa Rania seketika. “Sumpah, muka lo tuh kenapa tegang banget, sih, kayak lagi nahan diare?” Tawanya terdengar melengking, tidak seperti suara normalnya yang agak lebih rendah. “Lucu banget, hahaha.”

Ketika jus pesanan mereka akhirnya datang, Rania masih menertawai ekspresi yang dibuat Shailendra barusan meskipun ia sudah pura-pura bertingkah seperti biasa saja. Namun, lagi-lagi, seluruh badannya menegang ketika Rania menyentuh pundaknya sesaat, lengkap dengan seulas senyum manis itu.

See you around, Shai.”

Shailendra benar-benar harus berbuat sesuatu soal perasaannya pada Rania atau dia bisa mati muda duluan setiap kali diisengi perempuan itu.

* Bandrek: Belakang Gedung Rektorat atau nama kantin yang terletak di FISIP

--

--

LILI
LILI

No responses yet